Ulangi Kejahatannya, Penjajah Zionis Gempur Permukiman Padat Penduduk

23 August 2025, 21:02.

Asap mengepul pasca serangan penjajah ‘Israel’ di Kota Gaza. (Dawoud Abu Alkas/Reuters)

GAZA (Al Jazeera | PIC) – Penjajah zionis ‘Israel’ terus menggencarkan serangannya di Kota Gaza, yakni di daerah-daerah padat penduduk.

Peningkatan serangan ini seiring dengan berlanjutnya tahap awal operasi militer untuk merebut pusat kota utama di wilayah Gaza, yang berpotensi kembali menggusur paksa hampir satu juta Ahlu Syam Gaza.

Di antara korban serangan negara palsu ‘Israel’ di Kota Gaza, Kamis (21/8/2025), terdapat enam orang, termasuk empat anak-anak, yang gugur di daerah Sabra selatan, menurut seorang sumber di Rumah Sakit al-Ahli yang terletak di dekat kawasan itu.

Rekaman dari lokasi salah satu serangan di sebelah timur Syaikh Radwan menunjukkan, jasad korban tewas dan luka parah berserakan di jalan di tengah api dan reruntuhan bangunan akibat serangan biadab penjajah zionis.

Para korban di Kota Gaza termasuk di antara sedikitnya 48 warga yang gugur di seluruh wilayah tersebut sejak Kamis fajar, menurut sumber rumah sakit di Gaza, 16 di antaranya merupakan pencari bantuan.

Di antara korban nyawa lainnya, terdapat lima warga Gaza yang gugur akibat serangan pesawat tak berawak ‘Israel’ di barat laut Khan Yunis, dan sedikitnya tiga orang lagi gugur oleh serangan pasukan ‘Israel’ di dekat pusat distribusi bantuan di utara Rafah, lapor Al Jazeera.

Di Gaza utara, empat orang gugur dan 10 orang terluka akibat penembakan ‘Israel’ di Jabalia al-Balad, menurut tim tanggap darurat.

Sementara itu, di Gaza tengah, lima orang, termasuk dua anak-anak, tewas saat menunggu bantuan di dekat poros Netzarim, jelas seorang sumber di Rumah Sakit Al-Awda.

Di Kota Gaza, tempat serdadu ‘Israel’ mengepung ketat, ribuan warga berduyun-duyun meninggalkan rumah mereka dalam upaya untuk menghindari eskalasi serangan, di tengah bombardir hebat di lingkungan padat penduduk, seperti Sabra dan Tuffah.

“Kami menghadapi situasi yang sangat pahit, antara mati di rumah atau pergi dan mati di tempat lain; selama perang ini berlanjut, kelangsungan hidup menjadi tidak pasti,” ujar Rabah Abu Elias, seorang ayah tujuh anak berusia 67 tahun.

“Di berita, mereka berbicara tentang kemungkinan gencatan senjata. Di lapangan, kami hanya mendengar ledakan dan melihat kematian. Meninggalkan Kota Gaza atau tidak bukanlah keputusan yang mudah.”

Melaporkan dari Kota Gaza, koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud mengatakan bahwa militer negara palsu ‘Israel’ mengulangi kejahatan yang telah dilakukan sebelumnya di Gaza, yakni menargetkan permukiman padat penduduk untuk mengurangi populasi mereka.

Serdadu penjajah ‘Israel’ sebelumnya telah melakukan kejahatan yang sama di wilayah Tuffah dan Shujayea di timur Kota Gaza, lanjutnya, dan kini menerapkan taktik yang sama di kawasan Zaitun dan Sabra di tenggara kota.

Abu Salmiya: 1,3 Juta Orang Terancam Jika ‘Israel’ Menyerang Gaza

Dr. Muhammad Abu Salmiya, Direktur Kompleks Medis Al-Shifa, memperingatkan bahwa 1,3 juta orang terancam jika pasukan penjajah ‘Israel’ melancarkan serangan darat ke Kota Gaza. Sistem medis terancam tidak dapat melayani warga apabila serangan terjadi.

Abu Salmiya mengatakan, “Kami khawatir akan nyawa staf medis dan pasien kami. Ratusan orang telah tewas di dalam rumah sakit. Agresi ini harus segera dihentikan.” 

Dia menekankan bahwa tidak ada ruang lagi untuk menampung korban luka, bahkan kamar mayat pun sudah penuh. 

Sejak 7 Oktober 2023, ‘Israel’ telah melakukan tindakan genosida di Gaza, termasuk pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran, dan pengusiran paksa, dengan terang-terangan menentang perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan.  

Genosida telah menewaskan atau melukai lebih dari 210.000 orang, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 9.000 orang dinyatakan hilang.

Ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi. Kelaparan, ketiadaan obat-obatan dan air bersih telah merenggut nyawa banyak orang, terutama anak-anak.  

Pengungsi diperkirakan mencapai 1,5 juta dari total 2,4 juta penduduk Gaza. Dengan blokade yang telah berlangsung lebih dari 18 tahun, penduduk Gaza kini terjebak di tanah yang hancur tanpa sarana penunjang aktivitas keseharian. (Al Jazeera | PIC)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Investigasi Gabungan: Korban Warga Sipil 83 Persen dari Jumlah Total Warga Gaza yang Gugur
Delapan Tahun Berlalu: Dalang Kekejaman Myanmar terhadap Rohingya Belum Tersentuh Hukum »