Pesepak Bola Palestina Muhammad Al-Satari Dibunuh Saat Antre Bantuan Kemanusiaan
27 September 2025, 11:50.

Foto: PIC
RAFAH (PIC | Anadolu Agency) – Muhammad al-Satari, penyerang klub sepak bola Shabab Rafah, tewas usai ditembak oleh serdadu penjajah ‘Israel’ saat menunggu bantuan kemanusiaan di kawasan al-Shakoush, sebelah barat laut Rafah di Jalur Gaza Selatan.
Al-Satari, 36 tahun, memulai kariernya bersama Klub Qadisiyah Rafah, membantu tim tersebut meraih promosi historis dari divisi keempat ke Liga Premier pada musim 2016–2017.
Ia kemudian bergabung dengan Khadamat Rafah sebagai pemain pinjaman, memenangkan Piala Super Palestina melawan Shabab Khan Yunis dan finis sebagai runner-up di Liga Premier Palestina.
Ia kemudian bermain untuk Shabab Rafah dan memenangkan Piala Gaza, sebelum pindah dengan status pinjaman ke al-Sadaqa selama satu musim.
Setelah masa pinjamannya, al-Satari bergabung dengan al-Tuffah Club dan membawa tim tersebut ke Liga Premier pada musim 2019–2020, kemudian mengulangi prestasi tersebut bersama Ahli Gaza dan Khadamat al-Nuseirat.
Ia juga pernah bermain untuk klub Khadamat al-Maghazi dan al-Jama‘i. Reputasinya dalam membantu tim promosi membuatnya dijuluki “pengembara sepak bola Gaza”.
Al-Satari termasuk di antara ribuan orang yang terpaksa mengungsi akibat genosida ‘Israel’ yang terus berlangsung di Gaza.
Ia terpaksa meninggalkan rumahnya di kawasan Saudi di Rafah dan pindah ke al-Mawasi di Khan Yunis.
Komunitas olahraga di Gaza telah hancur akibat genosida. Khadamat al-Nuseirat kehilangan kaptennya, Muhammad Abu Zaid pada 15 Januari 2025, kiper Muhammad al-Ghaffari pada 28 November 2024, dan gelandang serang Tariq al-Hour pada 27 Oktober 2023.
Menurut Badan Olahraga Palestina, lebih dari 810 atlet di Palestina telah tewas sejak 7 Oktober 2023, termasuk sekira 370 pemain sepak bola. Lebih dari 288 fasilitas olahraga telah hancur, 119 atlet masih hilang, dan 29 lainnya diculik.
FIFA dan UEFA Harus Depak ‘Israel’
Para pakar PBB pada Senin (22/9/2025) menyerukan kepada FIFA dan UEFA agar mendepak tim sepak bola ‘Israel’ dari seluruh kompetisi internasional.
Mereka menegaskan, langkah itu merupakan respons yang diperlukan untuk menyikapi genosida yang sedang berlangsung di wilayah Palestina terjajah.
“Kesimpulan dari Komisi Penyelidikan PBB mengenai Wilayah Palestina terjajah bahwa ‘Israel’ sedang melakukan genosida, hanyalah yang terbaru dari semakin banyaknya lembaga internasional yang menegaskan kejahatan ini,” ujar para pakar.
Mereka juga mengingatkan kembali bahwa Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusan dini tanggal 26 Januari 2024 telah menegaskan kewajiban hukum setiap negara adalah untuk bertindak melawan segala bentuk kejahatan genosida.
“Dunia olahraga harus menolak persepsi bahwa semuanya berjalan normal,” lanjut mereka. “Badan olahraga tidak boleh menutup mata terhadap pelanggaran HAM berat, apalagi ketika panggung olahraga justru digunakan untuk menormalkan ketidakadilan.”
“Ada keharusan hukum dan moral untuk mengambil segala langkah yang memungkinkan guna menghentikan genosida di Gaza sekarang juga.” (PIC | Anadolu Agency)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.