Konvoi Global Sumud Kian Dekat dengan Wilayah Gaza, Dekati Zona Berbahaya
30 September 2025, 22:29.

Foto: PIC
GAZA (PIC | Al Jazeera) – Konvoi Global Sumud yang bertujuan memecahkan blokade ‘Israel’ di Jalur Gaza mengumumkan pada hari Senin (29/9/2025) bahwa armadanya tinggal tiga hingga empat hari lagi untuk mencapai wilayah Gaza.
Dalam dua hari ke depan, konvoi akan memasuki zona berisiko tinggi.
Cabang Maghreb dari armada tersebut menyebut kapal utama Ohuaila dan All In kini hanya berjarak 366 mil laut (589 km) dari Gaza. Armada juga terus bertambah hingga mencakup 44 kapal setelah dua kapal lain bergabung.
“Tekad kami kokoh, meski momen ini membutuhkan tingkat kewaspadaan tertinggi dan solidaritas global. Bergabunglah dengan kami. Hentikan genosida. Tetap pantau Gaza,” kata mereka.
Lebih dari 500 aktivis sipil dari 40 negara di berbagai benua ikut dalam pelayaran ini, membawa bantuan kemanusiaan, terutama pasokan medis, untuk warga Gaza yang telah hidup di bawah blokade ‘Israel’ hampir 18 tahun.
Ini merupakan kali pertama puluhan kapal berlayar bersama menuju Gaza. Sebelumnya, pesawat militer tak dikenal dilaporkan dua kali melintas di atas kapal konvoi saat berada di perairan Yunani.
Dukungan Rakyat AS Kian Menipis
Survei terbaru menunjukkan bahwa dukungan warga Amerika Serikat terhadap langkah pemerintah AS menyokong agresi genosida ‘Israel’ di Gaza terus merosot.
Survei yang dilakukan oleh The New York Times dan Siena Research Institute itu menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (51%) menentang pengiriman dukungan ekonomi dan militer tambahan untuk ‘Israel’.
Sekira 35% responden mengatakan, sangat menentang pengiriman bantuan ekonomi dan militer ke negara palsu ‘Israel’, dibandingkan hanya 19% yang sangat mendukung.
Selain itu, 40% responden menjawab, ya, ketika ditanya, “Apakah Anda pikir ‘Israel’ sengaja membunuh warga sipil?”
Bahkan lebih tinggi lagi, 62% mengatakan bahwa mereka menilai ‘Israel’ tidak mengambil cukup langkah pencegahan untuk menghindari korban sipil.
Sebagai perbandingan, hanya 25% yang percaya bahwa ‘Israel’ sudah cukup berhati-hati untuk menghindari korban sipil.
Meski begitu, pemerintah Trump terus memasok senjata dan bantuan militer untuk agresi ‘Israel’ ke Gaza, serta puluhan juta dolar AS (ratusan miliar rupiah) dalam bentuk dana untuk GHF, lembaga kontroversial yang mengelola distribusi “bantuan” bergaya militer di mana ratusan warga Gaza telah dibunuh.
Pekan lalu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah Trump sedang meminta persetujuan Kongres untuk kembali menjual senjata senilai lebih dari $6 miliar (sekira 93.000 triliun rupiah) ke ‘Israel’, termasuk helikopter serang Apache, serta paket senilai $1,9 miliar (sekira 29.450 triliun rupiah) untuk 3.250 kendaraan tempur infanteri. (PIC | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
