Retorika dan Langkah Diplomatik Tak Cukup untuk Bantu Rakyat Palestina yang Dikepung Genosida!
30 September 2025, 23:14.

Foto: PIC
GAZA (Al Jazeera) – Gaza dan Palestina menjadi isu utama ketika para pemimpin dunia berkumpul dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 (UNGA) di New York sepanjang pekan lalu.
Dalam pidato mereka, pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB, acara-acara pelengkap, serta konferensi pers, banyak negara—mulai dari Prancis hingga Malaysia—menyerukan diakhirinya kebiadaban ‘Israel’ di Gaza dan mendesak pembentukan negara Palestina berdaulat.
Namun, ketika sebagian besar dunia bersuara mendukung Palestina dalam pekan pertama UNGA, penjajah zionis ‘Israel’ justru membunuh sedikitnya 661 warga Gaza dan terus melanjutkan agresi daratnya ke Kota Gaza tanpa henti.
Para diplomat dan analis menilai bahwa retorika dan langkah diplomatik saja, termasuk pengakuan negara Palestina, tidak cukup untuk mengubah situasi nyata di lapangan atau memperbaiki kondisi rakyat Palestina yang berada di bawah bombardir dan penjajahan.
Para pegiat HAM menuntut adanya embargo senjata dan sanksi terhadap negara palsu ‘Israel’ guna memaksa penjajah itu menghentikan pelanggaran-pelanggarannya.
Varsha Gandikota-Nellutla, sekretaris eksekutif Hague Group—koalisi negara-negara yang mendorong embargo terhadap ‘Israel’—mengatakan bahwa situasi semakin memburuk karena ‘Israel’ masih terus memiliki akses terhadap senjata dan sumber daya penting.
“Kekuatan ekonomi mesin genosida itu belum dilemahkan. ‘Israel’ terus menerima pasokan senjata,” ungkap Gandikota-Nellutla.
Maamoun Hussein, salah satu demonstran, menegaskan bahwa pengakuan internasional yang kian meluas terhadap negara Palestina adalah perkembangan positif, tetapi harus diikuti dengan upaya nyata untuk menuntut pertanggungjawaban ‘Israel’.
“Itu adalah bukti keteguhan rakyat Palestina selama lebih dari 78 tahun menghadapi genosida dan pembersihan etnis,” ujar Hussein, merujuk pada semakin banyaknya negara yang kini mengakui Palestina.
“Namun, negara-negara itu punya kekuatan untuk memberlakukan embargo senjata. Mereka punya kekuatan untuk menekan ‘Israel’.”
“Sebaliknya, kini semua negara Arab berada dalam bahaya. Seluruh dunia juga terancam karena mereka sedang mengubah seluruh sistem hukum agar sesuai dengan kepentingan ‘Israel’, sebuah negara teroris dan pelaku genosida.”
Sembari menghancurkan Gaza dan memperkuat serangan serta upaya aneksasi di Tepi Barat terjajah, penjajah ‘Israel’ juga melakukan serangan terhadap Lebanon, Suriah, Yaman, Iran, dan Qatar dalam beberapa bulan terakhir.
Militer negara palsu tersebut juga diyakini secara luas menyerang kapal kemanusiaan dengan tujuan Gaza di sebuah pelabuhan Tunisia.
Gandikota-Nellutla menambahkan, meskipun pengakuan terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri adalah langkah penting, itu jelas belum cukup.
“Risikonya adalah negara-negara akan berhenti sampai di sini—mereka menepuk dada, berkata, ‘Kami sudah melakukan bagian kami,’ lalu pergi begitu saja tanpa memutus jalur material yang menopang genosida saat ini,” jelasnya.
Penjajah Tutup Masjid Ibrahimi untuk Jemaah Muslim Selama 3 Hari
Serdadu penjajah zionis, Selasa (30/9/2025) pagi mengumumkan penutupan Masjid Ibrahimi di Kota al-Khalil selama tiga hari dengan dalih hari raya Yahudi.
Menurut Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina, penjajah memutuskan untuk menutup Masjid Ibrahimi sepenuhnya, termasuk koridor, halaman, dan areanya, serta melarang jemaah Muslim memasukinya selama tiga hari agar para pemukim Yahudi dapat melenggang bebas.
Kementerian Wakaf mengecam keras penutupan Masjid Ibrahimi bagi jemaah Muslim. Mereka menyebut tindakan tersebut sebagai bagian dari praktik sistematis penjajah zionis yang menargetkan kebebasan beribadah umat Muslim dan tempat suci mereka di al-Khalil.
Kementerian memperingatkan akan semakin agresifnya tindakan penjajah ‘Israel’ yang menargetkan masjid tersebut dalam upaya untuk mengendalikan dan memuluskan kepentingannya.
Kementerian mendesak masyarakat internasional dan UNESCO untuk segera mengambil tindakan guna mengakhiri pelanggaran penjajah zionis tersebut, yang mengancam karakter keagamaan Islam murni dari Masjid Ibrahimi. (Al Jazeera | PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
