Situasi di Arakan Masih Membara: Muhajirin Sulit Pulang, Warga Rohingya yang Bertahan Kian Terhimpit

1 October 2025, 18:52.

Foto: Piyas Biswas/AFP/File

MYANMAR (France24) – Warga Muslim Rohingya telah mengalami persekusi di Myanmar selama beberapa dekade.

Banyak di antara mereka yang lolos dari genosida brutal militer Myanmar pada tahun 2017 kini tidak dapat kembali karena pertempuran berkecamuk di negara bagian Rakhine.

Negara Bagian Arakan (Rakhine), tanah air mereka di Myanmar barat, telah menjadi lokasi beberapa pertempuran paling sengit dalam konflik yang memecah belah negara tersebut sejak kudeta militer tahun 2021 yang menggulingkan rezim Myanmar.

“Mengenai Rohingya, yang kembali mengungsi secara paksa dari Myanmar lebih dari delapan tahun yang lalu, eskalasi kekerasan di negara tersebut menghadirkan hambatan yang tampaknya tak teratasi bagi kepulangan mereka,” ujar Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Julie Bishop.

“Mereka ingin kembali ke rumah, ke Rakhine (Arakan), untuk membangun kembali kehidupan mereka, dan menjadi pemimpin komunitas mereka dengan kendali atas nasib mereka sendiri.” 

Situasi hak asasi manusia dan kemanusiaan di Negara Bagian Arakan Myanmar telah memburuk tajam sejak November 2023; memperparah kondisi mengancam jiwa yang dihadapi oleh warga Rohingya yang tinggal di sana.

Wilayah Arakan—bagian sungai di pesisir Myanmar yang berbatasan dengan Bangladesh—telah menyaksikan kesulitan yang berlipat dalam perang di Myanmar, yang dipicu oleh kudeta tahun 2021 yang menggulingkan rezim. 

“Baik militer maupun Arakan Army terus melakukan kejahatan dan kekejaman serius terhadap Rohingya tanpa hukuman—yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional,” demikian pernyataan kantor hak asasi manusia PBB sebelumnya. (France24)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Retorika dan Langkah Diplomatik Tak Cukup untuk Bantu Rakyat Palestina yang Dikepung Genosida!
Berada di Perairan Antara Yunani-Turkiye, Aktivis GSF Antisipasi Pembajakan dan Penculikan oleh Zionis »