Pertempuran Meningkat, Rohingya Terperangkap di Antara Dua Kelompok Bersenjata

27 October 2025, 19:27.

MYANMAR (Rohingya Vision) – Center for Rohingya Refugee Crisis Studies (CRCS) merilis laporan bulanannya pada September 2025, yang memberikan analisis komprehensif mengenai perkembangan terbaru krisis Rohingya di Negeri Arakan (Myanmar), Bangladesh, dan kawasan Asia Tenggara.

Laporan ini menghadirkan tinjauan mendalam atas eskalasi politik, krisis kemanusiaan, serta tantangan perlindungan regional yang terus memburuk dan menimpa bangsa Rohingya di berbagai wilayah.

Sepanjang September 2025, konflik bersenjata di wilayah utara dan tengah Arakan meningkat tajam; ketika konflik antara Arakan Army (AA) dan militer Myanmar (Tatmadaw) meluas hingga ke wilayah Rohingya.

Laporan mencatat jatuhnya korban sipil, pengusiran paksa, serta berbagai bentuk kekerasan terarah terhadap warga Rohingya—bersamaan dengan pembatasan berat terhadap akses kemanusiaan dan pemutusan komunikasi yang sistematis.

Bangsa Rohingya kini terperangkap di antara dua kekuatan bersenjata, menghadapi penindasan yang berulang, dan semakin rentan terhadap kejahatan kemanusiaan yang terus berlanjut.

Di Bangladesh, kondisi di kamp-kamp pengungsian Cox’s Bazar maupun Bhasan Char kian terhimpit akibat pemotongan dana kemanusiaan yang semakin dalam, meningkatnya gizi buruk, dan risiko keamanan yang kian tinggi—terutama bagi perempuan, pemuda, serta muhajirin gelombang baru.

Ruang kemanusiaan yang terus menyempit mengancam layanan dasar yang vital dan memperbesar potensi kerusuhan sosial serta eksploitasi di tengah beratnya keadaan para muhajirin.

Di tingkat regional, CRCS mencatat gelombang baru pergerakan laut yang tak teratur di Teluk Bengal dan Laut Andaman, dengan berbagai laporan mengenai penolakan paksa di laut, penahanan, dan deportasi paksa (refoulement). 

Ketiadaan kerangka perlindungan regional yang terkoordinasi membuat para muhajirin Rohingya semakin terekspos pada pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia. 

Berdasarkan pemantauan lapangan, dokumentasi para korban, dan analisis kebijakan, laporan CRCS bulan September 2025 menyerukan keterlibatan segera yang tegas dari komunitas internasional untuk mencegah terjadinya kekejaman lebih lanjut. 

Memulihkan akses kemanusiaan yang terblokade, serta memperkuat mekanisme akuntabilitas atas kejahatan yang dilakukan terhadap bangsa Rohingya. (Rohingya Vision)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Bangun Kembali Negeri Syam, Pemerintah Suriah Buka Babak Baru Hubungan dengan Cina
Terlibat Eksekusi Tahanan di Sednaya, Eks Petinggi Militer Rezim Assad Ditangkap Pemerintah Suriah  »