Genosida di Sudan: RSF Bunuh Sedikitnya 1.500 Warga di El-Fasher Darfur Barat

31 October 2025, 14:11.

SUDAN (Al Jazeera) – Puluhan warga sipil tewas dalam serangan brutal yang dilakukan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) saat merebut Kota el-Fasher di Darfur Barat, Sudan.

Menurut Jaringan Dokter Sudan pada Rabu (29/10/2025), sedikitnya 1.500 orang dibunuh dalam tiga hari terakhir ketika warga berusaha melarikan diri dari kota yang dikepung.

Kelompok medis tersebut menyebut kekerasan RSF sebagai “genosida sejati”, di tengah pertempuran berdarah antara RSF dan militer Sudan untuk menguasai negara yang telah terjerumus dalam perang saudara lebih dari setahun terakhir.

Kelompok pemantau hak asasi manusia memperingatkan bahwa pembantaian yang kini terjadi di Sudan merupakan kelanjutan dari tragedi el-Fasher satu setengah tahun lalu, ketika lebih dari 14.000 warga sipil tewas akibat serangan udara, kelaparan, dan eksekusi di luar hukum.

Mereka menyebut Pasukan Dukungan Cepat (RSF) melakukan operasi pembunuhan sistematis dan pemusnahan massal.

Laporan terbaru dari Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Yale (HRL) mengonfirmasikan bukti pembunuhan massal di el-Fasher, dengan citra satelit yang menunjukkan tumpukan tubuh manusia dan area tanah berwarna merah yang luas.

RSF, yang sejak 2023 berperang melawan militer Sudan, merebut Kota el-Fasher—benteng terakhir tentara di Darfur—pada Ahad setelah 17 bulan pengepungan brutal yang menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa lebih dari 12 juta orang mengungsi.

Pemerintah Sudan melaporkan sedikitnya 2.000 orang tewas di el-Fasher sejak kota itu jatuh ke tangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Lembaga-lembaga bantuan internasional menyebut menerima laporan kredibel tentang kejahatan perang; termasuk eksekusi sewenang-wenang, serangan terhadap warga sipil di jalur pelarian, serta penggerebekan rumah ke rumah.

Kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan juga dilaporkan meluas di kota tersebut.

Penguasaan el-Fasher membuat RSF kini hampir sepenuhnya mengendalikan wilayah Darfur, memicu kekhawatiran akan perpecahan baru di Sudan, lebih dari satu dekade setelah terbentuknya Sudan Selatan.

Pemerintah Sudan menyebut Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyerang warga sipil di masjid dan rumah sakit selama penaklukan el-Fasher, yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Video yang beredar menunjukkan pasukan RSF menembaki warga yang melarikan diri dan mengeksekusi pasien di Rumah Sakit Saudi, tempat lebih dari 460 orang dilaporkan tewas.

Laporan Jaringan Dokter Sudan menyebut RSF “membunuh dengan kejam semua orang di rumah sakit, termasuk pasien dan tenaga medis.” WHO pun menyatakan “sangat terkejut” atas kekejaman tersebut.

Negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, Qatar, Turkiye, dan Yordania mengecam keras pelanggaran hak asasi manusia oleh RSF dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan serta membantu Sudan mengatasi krisis.

Sementara itu, Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Yale melaporkan bukti citra satelit tentang pembunuhan massal di el-Fasher, menggambarkan “skala kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.” 

Analis memperingatkan bahwa kekejaman ini bisa menjadi awal dari genosida baru di wilayah Darfur, seiring RSF memperluas kendali menuju timur Sudan. (Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Komisi Penyelidikan PBB Ungkap 16.000 Bukti Kejahatan Perang dan Genosida ‘Israel’ di Gaza
Penjajah Culik Sejumlah Warga Palestina di Tepi Barat, Hamas Temukan Dua Jenazah Tawanan ‘Israel’ »