Zionis Rampok Kaki Pemain Bola Profesional Gaza Ini

28 May 2015, 17:03.
Yosef al-Hissi. Foto: Motasem A Dalloul

Yosef al-Hissi. Foto: Motasem A Dalloul

LONDON, Kamis (Middle East Monitor): Yosef Al-Hissi, 23, merupakan seorang pesepakbola dari kamp pengungsi Jabaliya, utara Jalur Gaza, sebelum terkena serangan pesawat jet F16 penjajah Zionis musim panas lalu. Serangan tersebut membuat Yosef kehilangan salah satu kakinya. Namun, semangatnya tidak lantas surut. Ia tetap bermain bola, meski bukan lagi sepakbola. Yosef yang sekarang adalah seorang pemain basket yang bersinar di Klub Al-Basma.

Ketika serangan penjajah Zionis mengenai dirinya, Yosef kehilangan kesadaran. Ketika terbangun, ia bingung karena yang ditemuinya di tempat tidur bukan kedua adiknya, Ali dan Hala, seperti biasanya, melainkan para dokter. Mereka terlihat sibuk menghentikan pendarahan dan mengobati memar-memar di seluruh tubuhnya. “Saya masih tidak tahu apa yang telah terjadi. Saya bertanya di mana saya dan mana Ali dan Hala kepada para dokter,” ujarnya.

Para dokter mengatakan bahwa mereka terpaksa mengamputasi salah satu kaki Yosef dan ia harus dirawat di rumah sakit dalam waktu lama. “Saya kaget mendengarnya. Saat itu kedua tangan saya dibalut kencang dan saya tidak bisa meraih kaki saya untuk merasakan apakah masih ada atau tidak,” paparnya.

Yosef bercerita, pada malam naas itu, pesawat jet penjajah Zionis menyerang sebuah rumah yang berada di sebelah kediaman Yosef. “Ibu saya mengatakan bahwa intelijen Zionis sebelumnya menelepon lingkungan kami. Namun, kami tak sempat meninggalkan rumah. Hanya tiga menit dari telepon itu, mereka melancarkan serangan yang menghancurkan rumah-rumah,” urainya.

‘Nasihat Ibu Mengikis Sakitku’

Beberapa bulan kemudian Yosef kembali ke rumahnya. Kala itu, ibunda Yosef, Halima memegang bagian yang tersisa dari kaki Yosef dan menatap wajahnya. “Saya tahu bahwa ia kini cacat, tapi saya akan terus mendampinginya. Selamanya. Saya terus memberinya semangat dan berusaha agar ia tetap berinteraksi dengan komunitasnya seperti sebelum terluka dulu,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, saat ini ada sekitar 70.000 atau 4,5% warga Gaza yang cacat akibat terkena serangan penjajah Zionis. Menurut data terbaru kementerian, sebanyak 13% penduduk Gaza yang terluka dalam serangan penjajah Zionis musim panas lalu kini dalam keadaan cacat. Kementerian melihat ada senjata baru yang dipakai penjajah Zionis yang membuat kerusakan pada anggota badan hingga perlu diamputasi.

“Rehabilitasi para korban terluka ini membutuhkan waktu yang lama. Organ tubuh buatan membutuhkan biaya antara US$1.000-US$4.000 per organ,” tulis laporan tersebut. Kementerian Kesehatan saat ini terpaksa menghentikan bantuan keuangan untuk penyediaan kaki palsu karena penjajah Zionis terus mengepung Gaza dan kurangnya sumber daya. Ditambah lagi adanya larangan penyediaan peralatan untuk keperluan ini.

“Klub Al-Basma Harapan Baruku”

Yosef memutuskan tidak mau hidup terasing dari lingkungannya. Ia pun kembali beraktivitas seperti semula. Ia menyadari bahwa ia tak mungkin kembali bersepakbola, namun kesukaannya pada bola tidak lantas hilang. “Suatu hari sepupu saya, Ahmed menelepon. Ia bercerita tentang Klub Al-Basma. Ia mengatakan bahwa ia dapat bermain basket untuk tim khusus bersama orang-orang yang kondisinya seperti saya,” cerita Yosef.

Yosef tidak berpikir dua kali untuk bergabung dengan Al-Basma. Ibundanya pun mendukungnya. Ketua klub di Jabaliya, Shadi Mas’oud mengatakan bahwa kehadiran Yosef ke dalam tim memberikan banyak hal positif. “Yosef sangat energik, aktif dan membangkitkan semangat tim. Ia mulai berlatih Maret lalu dan telah menunjukkan kemajuan yang cepat. Ia merupakan salah satu anggota tim yang menonjol,” tuturnya.

Tidak Cacat

Kementerian Kesejahteraan Sosial Gaza saat ini menjalankan program khusus untuk memfasilitasi para korban serangan penjajah Zionis yang kehilangan anggota tubuhnya. Menteri Kesejahteraan Sosial, Yosef Ibrahim mengatakan, jumlah orang yang diamputasi di Gaza sangat banyak dibandingkan dengan seluruh dunia. “Jadi, kami membuat program khusus yang dibiayai pemerintah untuk membantu mereka berinteraksi kembali dengan lingkungannya,” terangnya.

Ibrahim sendiri sudah melihat bagaimana Yosef dan teman-teman satu timnya bermain basket. “Mereka tidak cacat. Ini adalah sekelompok orang yang mempunyai hobi yang sama lalu berkumpul dan melakukan kegiatan yang mereka sukai,” ujar Ibrahim usai menonton pertandingan basket antara tim Yosef dengan tim lawan, Al-Salam di stadium Gaza.

Setelah menyelesaikan pertandingan, Yosef mengatakan bahwa ia tidak akan menyerah pada kondisinya saat ini. “Saat ini saya bermain basket. Nanti, semoga saya pun bisa berenang,” kata dia. Pesawat tempur Zionis dan senjata-senjata mematikan lainnya yang telah menimbulkan banyak kerusakan, nyatanya tidak ‘membunuh’ harapan para pemuda Gaza. (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha/Tia)

Foto: Motasem A Dalloul

Foto: Motasem A Dalloul

Foto: Motasem A Dalloul

Foto: Motasem A Dalloul

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Dengan Izin Allah, Insinyur Gaza Ini Bikin Air Laut Bisa Diminum
‘Peluru Karet’ Zionis Bikin Anak Ini Kehilangan Matanya »